Rabu, 07 November 2012


Aug 29, 2012 - Rumah.com
     table_add Komentar    email_go E-mail ke teman    share Bookmark & Share
RumahCom – Kendati kondisi ekonomi global masih bergejolak, namun volume investasi properti di Asia Pasifik masih stabil. Namun, penurunan aktivitas penyewaan memperlihatkan bahwa kawasan ini tidak sepenuhnya aman.

“Pasar properti Asia Pasifik relatif stabil dibanding kondisi ekonomi global. Namun, aktivitas penyewaan sedikit menurun dibanding tahun lalu. Kendati demikian, kami memprediksi penyewaan dan nilai kapitalisasi akan terus tumbuh, meski  tak setinggi tahun lalu,” kata Jane Murray, Head of Research Jones Lang LaSalle Asia Pacific.

Analisa pasar properti Asia Pasifik yang dilakukan Jones Lang LaSalle di kuartal II-2012 yang dirilis hari ini menunjukkan, volume investasi properti komersial naik 26% (y-o-y) menjadi USD26 miliar. Jepang memperlihatkan pertumbuhan signifikan, yakni 290% (y-o-y) setelah bencana gempa bumi di Tohoku, Maret lalu. Sementara itu, pertumbuhan di Hong Kong, Singapura, dan China juga menguat, dengan pertumbuhan dua digit.

Dengan volume investasi yang menguat, nilai kapitalisasi juga tumbuh di beberapa kota besar. Kawasan CBD Jakarta dan Beijing menunjukkan penguatan tertinggi (9% dan 11% q-o-q), sedangkan di Shanghai, Tokyo, dan Sydney, pertumbuhannya hanya berkisar 1,5%.

Di sektor perkantoran, Beijing dan Jakarta juga memimpin selama lima bulan terakhir dengan pertumbuhan sekitar 8%-9% (q-o-q). Hal ini disebabkan terbatasnya suplai yang ada dan suplai yang masuk ke pasar dalam waktu dekat.

Tingkat permintaan sektor ritel tetap kuat di China dan Asia Tenggara, namun harga sewa ruang ritel di Singapura terlihat menurun. Harga sewa tertinggi terjadi di Hong Kong, dengan pertumbuhan 3% (q-o-q) dan 14% (y-o-y) yang juga disebabkan oleh terbatasnya suplai.

Di sisi lain, permintaan hunian sewa di China, Jakarta, dan Manila terlihat bergairah, tetapi stagnan di Hong Kong dan Singapura, terutama di segmen hunian mewah. Secara umum, harga sewa hunian naik, kecuali di Hong Kong, Singapura, dan Bangkok.

Todd Lauchlan, Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia menuturkan, tingkat permintaan semua sektor properti di Jakarta tetap kuat. Penyerapan ruang perkantoran berkisar 28.000 m2—nyaris dua kali lipat dibanding kuartal I-2012 lalu.

Pertumbuhan ini, menurut Todd, disebabkan banyak perusahaan yang melakukan ekspansi. “Hal ini juga membuat permintaan apartemen mewah di Jakarta tumbuh,” katanya.

Anto Erawan
antoerawan@rumah.com

0 komentar:

Posting Komentar

anime komik

ONE PIECE

anime video

STATISTIK MINGGU INI

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Cari Blog Ini

members

About

Popular Posts

Blog Archive