Islamabad - Di tengah-tengah pertemuan antar pejabat tinggi negara Islam di Pakistan, serangan bom bunuh diri merajalela. Dilaporkan sedikitnya 37 orang tewas dalam serangan yang diklaim dilakukan oleh militan Taliban ini di sejumlah wilayah Pakistan.
Seperti dilansir AFP, Jumat (23/11/2012), serangkaian serangan bom bunuh diri ditargetkan kepada penganut Syiah di Pakistan. Sebuah bom bunuh diri meledak di tengah-tengah warga penganut Syiah yang tengah memperingati tahun baru Muharram di Rawalpindi, pada Rabu (21/11).
Bom tersebut menewaskan 23 orang dan melukai 62 lainnya. Di wilayah yang sama tengah digelar pertemuan antara pemimpin negara muslim, yang dihadiri Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Serangan bom lainnya melanda sebuah masjid penganut Syiah di Karachi yang menewaskan 2 orang. Kemudian juga di sebuah pos keamanan setempat yang menewaskan 5 polisi.
Kemudian pada Kamis (22/11), militan menyerang pos polisi di Peshawar. Serangan tersebut menewaskan 2 polisi, sedangkan 2 polisi lainnya diculik. Kelompok militan Taliban langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serang tersebut di atas.
Juru bicara Taliban di Pakistan, Ehsanullah Ehsan menyatakan, serangan bom di Rawalpindi dikhususkan bagi kaum Syiah yang telah "mencemarkan nama Nabi Muhammad".
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari pun memberikan tanggapan atas maraknya serangan bom di wilayahnya. Zardari mengakui, militan Al-Qaeda dan Taliban memang masih menjadi ancaman bagi keamanan dan perdamaian.
"Al-Qaeda dan jaringannya seperti TTP (Tehreek-e-Taliban Pakistan) menjadi ancaman serius bagi masa depan. Kami akan terus dan tidak akan mengizinkan Islam dibajak. Kami terus memerangi teroris dan aksi mereka setiap hari," tutur Zardari dalam pertemuan Developing Eight yang digelar di Islamabad.
Pertemuan Developing Eight diikuti oleh negara-negara Islam seperti Pakistan, Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Nigeria, Malaysia dan Turki. Pertemuan ini membahas sejumlah persoalan terutama masalah ekonomi. Pertemuan yang juga diikuti Presiden SBY itu telah berakhir. SBY mendarat di Tanah Air pada Jumat pagi.
Seperti dilansir AFP, Jumat (23/11/2012), serangkaian serangan bom bunuh diri ditargetkan kepada penganut Syiah di Pakistan. Sebuah bom bunuh diri meledak di tengah-tengah warga penganut Syiah yang tengah memperingati tahun baru Muharram di Rawalpindi, pada Rabu (21/11).
Bom tersebut menewaskan 23 orang dan melukai 62 lainnya. Di wilayah yang sama tengah digelar pertemuan antara pemimpin negara muslim, yang dihadiri Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Serangan bom lainnya melanda sebuah masjid penganut Syiah di Karachi yang menewaskan 2 orang. Kemudian juga di sebuah pos keamanan setempat yang menewaskan 5 polisi.
Kemudian pada Kamis (22/11), militan menyerang pos polisi di Peshawar. Serangan tersebut menewaskan 2 polisi, sedangkan 2 polisi lainnya diculik. Kelompok militan Taliban langsung mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serang tersebut di atas.
Juru bicara Taliban di Pakistan, Ehsanullah Ehsan menyatakan, serangan bom di Rawalpindi dikhususkan bagi kaum Syiah yang telah "mencemarkan nama Nabi Muhammad".
Presiden Pakistan Asif Ali Zardari pun memberikan tanggapan atas maraknya serangan bom di wilayahnya. Zardari mengakui, militan Al-Qaeda dan Taliban memang masih menjadi ancaman bagi keamanan dan perdamaian.
"Al-Qaeda dan jaringannya seperti TTP (Tehreek-e-Taliban Pakistan) menjadi ancaman serius bagi masa depan. Kami akan terus dan tidak akan mengizinkan Islam dibajak. Kami terus memerangi teroris dan aksi mereka setiap hari," tutur Zardari dalam pertemuan Developing Eight yang digelar di Islamabad.
Pertemuan Developing Eight diikuti oleh negara-negara Islam seperti Pakistan, Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran, Nigeria, Malaysia dan Turki. Pertemuan ini membahas sejumlah persoalan terutama masalah ekonomi. Pertemuan yang juga diikuti Presiden SBY itu telah berakhir. SBY mendarat di Tanah Air pada Jumat pagi.
0 komentar:
Posting Komentar