Jumat, 25 Januari 2013

Halo friend kali iini saya akan  memberiitahu anda aplikasi bermain stronghold online dengan smartfren...smartfren identik dengan pemblokiran firewall

ini aplikasi saingan gameranger...disini tidak ada namanya bloking firewall dari smartfren
1 Voobly langsung saja anda download voobly..search aja di google....atau langsung aja dwnload Voobly.com..ini freeware
2.Hamachi adalah sebuah software yang digunakan untuk bermain game online layaknya via lan(virtual lan)
ini freeware juga download aja di situs aslinya......
atau search di google(GRATIS)

setelah download butuh pencerahan koment dibawah.......
SMARTFREN MERDEKA ,STRONGHOLD CRUSADER berjaya

Kamis, 17 Januari 2013


Palermo, Saksi Kejayaan Islam di Italia
Di masa lalu, Palermo, sebuah kota di pulau Sisilia, Italia, merupakan bagian dari imperium Islam.

Sebelum masa penaklukan, Kota Palermo kental dengan kebudayaan Yunani dan Romawi. Sejarah masuknya Islam di Palermo, berawal dari pengkhianatan yang dilakukan laksamana Euphemius ke Tunisia pada 827 M.

Ia meminta pertolongan kepada penguasa Aglabid, yang waktu itu merupakan bagian dari kekalifahan Abbasiyah,  Ziyadat Allah I ibn Ibrahim (817 M - 838 M) untuk menaklukan Sisilia.


Tak butuh lama bagi pasukan Islam menaklukan Sisilia. Sejak itulah, Sisilia berada dalam pemerintahan Islam.

Di bawah penguasa Aglabid, Sisilia menjadi wilayah yang kaya dan subur. Semasa pemerintahan Islam, penduduk asli diberikan kebebasan memeluk agama, dengan syarat mereka membayar pajak.

Memang, pemerintahan Islam tidak menjadikan Palermo sebagai kota utama, melainkan Syracuse. Namun, oleh penguasa Aglabid, Palermo dipercantik sehingga kala itu mampu menandingi keindahan tata kota Cordoba dan Kairo.

Uskup Agung Sophronius, dalam catatannya yang dibuat pada 883 M, menggambarkan Palermo sebagai kota yang penuh warga negara asing. Disana sini terlihat masyarakat Timur Tengah yang berbaur dengan penduduk asli Sisilia, Yunani, Lombardia dan Yahudi.

Cara berpakaian masyarakatnya pun cukup beragam. Mulai dari ada yang berpakaian jubah dan turban, beberapa berpakaian setengah telanjang.

Seabad kemudian, tepatnya pada rentang tahun 972-973, seorang pedagang dari Baghdad, Ibnu Hauqal menggambarkan dari perempatan kota terlihat jelas istana dan ratusan masjid.

Hauqal mengaku belum pernah melihat dalam satu kota terhadap jumlah masjid yang banyak. Di setiap masjid terdapat imam.

"Ketika mendengarkan mereka, saya yakin mereka orang yang saleh. Tidak ada yang meragukan kapasitas mereka," tulis Hauqal.

Tak jauh dari situ, terdapat Universitas Balerm, salah satu universitas tertua di dunia. Pada masanya, kampus ini boleh dikatakan pesaing berat Universitas Cordoba. Di kampus ini lahir sejumlah penyair berbakat seperti Ibnu Hamdis.

Universitas Balerm juga melahirkan para pemikir yang mampu menandingi para lulusan Cordoba. Selama lebih dari dua abad Palermo menjadi pusat peradaban Islam di Sisilia.

Kota dengan populasi 350 ribu jiwa itu sempat menjadi salah satu kota terbesar di Eropa, tepatnya di bawah Cordoba. Tak heran, jejak peradaban Islam masih terlihat hingga saat ini seperti misal Istana lama Emir (Palazzo dei Normann), Gereja San Giovanni degli Eremiti (dahulu merupakan masjid), Katederal Lucera (juga dahulunya masjid) dan lainnya.(republika)dan zilzall


 The New York Times membohongi publik di Amerika tentang isu-isu Israel-Palestina

Media yang cukup representatif di Amerika – The New York Times, ternyata selama ini melakukan pembohongan publik terhadap rakyat Amerika, khususnya mengenai kejahatan-kejahatan dan kekejeman yang dilakukan oleh zionist israel.
Menurut sudut pandang media The New York Times, tidak ada yang namanya pengepungan diwilayah Gaza, tidak ada pendudukan di Tepi Barat, dan bahkan tidak pernah terjadi Nakba (pembunuhan besar-besaran terhadap warga Palestina di tahun 1948). Media ini tidak pernah memberitakan dan mencatat peristiwa-peristiwa ini.
Pada tanggal 13 Desember 2012 lalu, The New York Times menerbitkan artikel yang ditulis oleh Steven Erlanger, artikel ini membahas tuntas tentang meningkatnya angka kemiskinan di Gaza, namun didalam artikel ini sama sekali tidak menyebutkan adanya blokade terhadap Gaza oleh israel, padahal blokade inilah yang menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan di Gaza.

Semua serangan yang dilakukan Israel terhadap Gaza dianggap sebagai balasan terhadap roket Hamas, bahkan Erlanger memutar balikan fakta bahwa semua ketidak-beruntungan dan kemiskinan warga Gaza adalah dikarenakan “pengepungan” yang dilakukan oleh HAMAS terhadap warganya sendiri, dalam artikel ini menyebutkan bahwa HAMAS telah menyebabkan warga Gaza semakin miskin karena tidak sanggup menjalankan roda pemerintahan di Gaza, sehingga angka pengangguran semakin meningkat.

Artikel-artikel maupun berita yang dibuat The New York Times tentang Palestina jauh sekali dari fakta sebenarnya, dan sangat menyesatkan bagi pembaca khususnya warga Amerika, The New York Times melindungi kepentingan-kepentingan israel dengan cara memberikan rakyat Amerika berita-berita yang penuh khayalan bahwa israel berada dipihak yang benar.

Mungkin karena itulah, mengapa warga Amerika buta terhadap persoalan yang terjadi di Timur Tengah, khususnya konflik israel – Palestina. Mereka tidak memahami catatan historis, geografi, dan realita-realita politik yang sebenarnya terjadi.

Jadi, menurut The New York Times, HAMAS lah yang bertanggung jawab terhadap persoalan yang terjadi di Gaza; dan israel sama sekali tidak ada hubungannya terhadap masalah yang dialami warga Gaza. (undergroundtauhid.com) dan zilzall

Oleh: M. Lili Nur Aulia

1353153511-gaza-children_346104

Oleh: M. Lili Nur Aulia

SUARA dentuman dahsyat itu terjadi hampir setiap 10 menit. Ia panik luar biasa berlari mencari tempat berlindung. Sementara ledakan demi ledakan yang memekakkan telinga dan menggetarkan jantung terus terjadi, ia justru melihat SUARA dentuman dahsyat itu terjadi hampir setiap 10 menit. Ia panik luar biasa berlari mencari tempat berlindung. Sementara ledakan demi ledakan yang memekakkan telinga dan menggetarkan jantung terus terjadi, ia justru melihat darah bersimbah tumpah di jalan-jalan. Rentetan bunyi senjata bersahutan di antara dentuman yang tak juga berhenti. Ia berusaha menenangkan diri, bahwa keadaan dirinya akan selamat, dan ia akan baik baik saja. Do’a di antara ketakutan tak putus diucapkan, meminta kepada Allah Yang Maha Kuasa, agar diselamatkan dari ancaman kematian yang sedang mengancam.


Itu sepintas kengerian  yang terjadi di tanah Gaza, Palestina. Peristiwa itulah yang dialami penduduk Muslim Gaza saat melewati hari-hari pembantaian oleh pasukan Zionis Israel yang tanpa ampun menggempur mereka melalui udara dan darat. Ungkapan itu disampaikan oleh seorang pria bernama Abu Hani, salah seorang tim medis di Palestina yang kebetulan selamat dari lubang kematian di Gaza ketika itu. Ia kemudian menuturkan banyak hal tentang pengalamannya yang sulit dilupakan, saat harus berada di antara dentuman roket dan suara peluru senjata. Abu Hani, adalah petugas medis, ia juga menjadi target pembunuhan keji pasukan Israel , seperti juga dialami rekan-rekannya sesama tim medis di Gaza. “Saya meminta kepada Allah agar Anda tidak pernah mengalami apa yang saya alami dalam penderitaan dan krisis seperti ini. Apa yang kami alami seperti tidak bisa diterima oleh akal. Tapi insya Allah krisis ini akan berakhir nantinya. Saya tidak ingin ada orang yang mengalami apa yang saya rasakan. Saya minta kepada Allah agar kalian tidak bersama kami. Kami akan menang di negeri ini dan juga di seluruh Negara umat Islam.” Itu perkataan Abu Hani saat seorang wartawan mendekatinya dan berupaya mengutip kisahnya saat melewati fase operasi militer Israel yang tak berprikemanusiaan di Gaza.

Abu Hani menceritakan kejadian dalam dua puluh empat jam yang sangat menegangkan itu. Ia bercerita, “Saya diminta untuk dating ke rumah saudara syahid Thalat. Saya sampai di rumah itu, dan saya melihat jenazah Thalat berada di atas atap rumah sejak ia gugur. Hampir seluruh tubuhnya berwarna merah darah yang sudah nyaris hampir kering. Jenazahnya memang hampir sulit diturunkan. Tak satupun orang, termasuk keluarganya, berani menuruninya karena bisa saja hal itu memancing kedatangan pasukan udara Israel yang siap membombardir mereka kembali. Menurut sebagian keluarganya yang masih hidup, Thalat sempat bertahan hidup selama sekitar 15 jam setelah ledakan roket menghancurkan rumah dan melempar tubuhnya ke atas.

Yang mengharukan adalah, saat jenazah Thal’at berhasil diturunkan. Orang tua Thal’at berkata, “Biarkan aku melakukan perpisahan dengan anakku.” Orang-orang mengira ia akan menangis dan berteriak sedih saat mendekati putranya. Tapi ternyata tidak. Orang tua Thal’at, justru mendekat dan memandang anaknya sambil mengatakan, “Aku titipkan engkau kepada Allah. Kita akan berjumpa di surga dengan izin Allah. Insya Allah anakku, Allah akan memudahkanmu.. “ Tak lama kemudian ibunda dari Thal’at juga datang dan mengatakan, “Anakku… Engkau meminta surga. Insya Allah kita akan bertemu di sana . Allah akan memudahkanmu.. “ Itulah sepenggal cerita tentang keluarga seorang pemuda Thal’at.

Abu Hani lebih lanjut bercerita tentang pemandangan yang begitu menyakitkan. “Saya menyaksikan lima orang anak-anak dari satu keluarga yang seluruhnya akhirnya meninggal akibat roket Israel yang menghantam rumah mereka. Di antara anak-anak itu, ada yang terpotong tangannya, kakinya. Sebelum syahid menjemputnya, anak-anak itu bergumam,”… syahiid.. syahiid…” Hingga akhirnya mereka menghembuskan nafasnya yang terakhir di depan mata Abu Hani yang ingin mengobatinya. Abu Hani juga bercerita tentang pengalamannya yang lain. Ia mengatakan, “Saya dipanggil untuk menolong anggota keluarga dari sebuah rumah milik Abu Jarhum. Saat aku memasuki rumah itu, ada empat orang anak perempuan kecil-kecil. Yang paling besar belum lebih dari lima tahun usianya. Mereka semua dalam kondisi luka parah. Saya membawa mereka semuanya ke rumah sakit. Alhamdulillah kini kondisi mereka sudah membaik. Abu Hani tampak berat mengungkapkan kepedihan ini dan mengatakan, “Apa yang akan anda lakukan bila Anda melihat dua orang kakak beradik yang terkena roket saat sedang membuat roti. Saat meninggal, salah satu dari keduanya sedang dalam posisi ingin meletakkan tepung untuk dimasukkan ke dalam tungku.

Abu Hani terus melanjutkan kisah-kisahnya yang mendebarkan sekaligus seperti mengiris-iris hati dengan sembilu. Ia mengatakan, “Aku berangkat untuk menolong seorang perempuan. Awalnya, perempuan itu berdiri di dekat jendela. Tapi tiba-tiba sebuah roket jatuh dan menyebabkan kaki saudara laki-lakinya terputus. Sementara ia sendiri mengalami luka parah karena roket itu. Sebelum akhirnya meninggal, ia mungkin merasa saya ada di lokasi itu dan siap untuk menolongnya. Ia mengumpulkan segenap tenaganya yang tersisa dan berusaha memperbaiki kerudungnya yang agak tersingkap. Matanya, menatap lirih ke ibundanya yang juga mendampingi saya saat itu, seolah meminta agar auratnya tetap terjaga dan tidak terlihat olehku… “

Abu Hani melanjutkan bagaimana aktifitasnya sebagai tenaga medis mendatangi berbagai perkampungan di Gaza, termasuk Jabaliya. Di tempat itu ia bertemu dengan seorang pemuda yang gugur, bernama Izzuddin. Pemuda itu semula sedang duduk beristirahat di bawah pohon saat roket Israel menghantamnya, hingga tubuhnya terbelah dua. Tapi saat menjelang meninggal, ia sempat mengangkat telunjuknya dan mengucapkan syahadat “asyhadu anllaa ilaaha illa Llah.. “  Kisah lainnya juga disampaikan Abu Hani saat ia membawa seorang pemuda bernama Muhammad ke rumah sakit. Tubuh Muhammad nyaris penuh oleh luka. Ada sekitar 50 luka sobekan parah di jasad Muhammad yang harus segera diobati. “Tak ada bagian tubuhnya yang bergerak kecuali jantungnya yang masih berdegup dan mulutnya yang terus menerus berdzikir kepada Allah. Para dokter yang ingin menolongnya sangat kagum dengan kondisi Muhammad. Tapi setelah dua jam dirawat, Muhammad tak tertolong lagi. Di penghujung nafasnya ia melafazkan dua kalimat syahadat dan membaca surat Al fatihah, lalu kemudian meninggal.

Ini sebagian kecil dari pemandangan luar biasa yang terjadi di Gaza, saat Israel menghantam wilayah itu selama hampir satu pekan. Kecaman demi kecaman memang muncul dari sejumlah negara. Tapi lagi-lagi, tak satupun yang kemudian bisa berbuat lebih banyak untuk menindak kekejaman Israel yang tak terperi itu. Allah swt pasti menyertaimu, wahai penduduk Gaza yang terzalimi.(islampos) dan zilzall

Rabu, 16 Januari 2013



 
Banyak sudah penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran sabda-sabda Nabi SAW secara ilmiah. Berikut ini adalah salah satunya. Nabi SAW bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ، فَاسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلكًا وَإِذَا سَمِعْتُمْ نَهِيقَ الْحِمَارِ، فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنْ الشَّيْطَانِ، فَإِنَّهُ رَأَى شَيْطَانًا

"Bila engkau mendengar suara ayam jantan maka mintalah karunia kepada Allah karena ia melihat malaikat, sedangkan bila engkau mendengar ringkikan keledai, maka berlindunglah kepada Allah dari Setan karena dia melihat setan." (Shahih, diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Kita sering kali mendengar hadits ini tetapi bisa jadi jarang memikirkannya dan tidak terlintas dalam benak kita untuk meneliti secara ilmiah mengapa itu terjadi.


Kemampuan sistem visual manusia di dunia ini terbatas. Dalam hal ini justru kalah dengan sistem visual keledai dan ayam jantan. Pandangan mata manusia terbatas dan tidak dapat melihat apa yang berada di bawah sinar infra merah atau di atas sinar ultraviolet.

Tapi kemampuan indera ayam jantan dan keledai melewati batas itu. Pertanyaannya sekarang, bagaimana keledai dan ayam bisa melihat setan dan malaikat, bukan sebaliknya?

Keledai itu dapat melihat dengan sinar infra merah, sedangkan setan sendiri berasal dari jin yang diciptakan dari api. Artinya, setan termasuk dalam lingkup infra merah. Karena itulah, keledai dapat melihat setan, tetapi tidak bisa melihat malaikat.
Adapun ayam jantan, ia mampu melihat sinar ultraviolet, sedangkan malaikat diciptakan dari cahaya, artinya dari sinar ultraviolet. Karena itulah, malaikat dapat dilihat oleh ayam jantan.

Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa setan melarikan diri saat disebutkan nama Allah. Penyebabnya adalah karena para malaikat datang ke tempat yang disebut nama Allah itu, sehingga setan melarikan diri.

Mengapa setan menghindar bila ada malaikat?

Jawabannya adalah karena setan terganggu bila melihat cahaya malaikat. Dengan kata lain, jika sinar ultraviolet bertemu dengan sinar inframerah di satu tempat, maka sinar merah memudar.

Maha Suci Allah...!

thank to 
http://zilzaal.blogspot.com

Sabtu, 12 Januari 2013


Nabi Musa a.s. telah diperintahkan oleh Allah s.w.t. supaya pergi ke bukit Sina untuk menerima wahyu. Semasa pemergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya Nabi Harun a.s. Pemergian Nabi Musa mengambil masa selama 40 hari dan 40 malam.

Ketiadaan Nabi Musa a.s telah mengembirakan seorang musuh dalam selimut bernama Samiri. Dia telah memunafaat masa ini untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah payah membentuk dan memberi keimanan kepada mereka. Sewaktu Nabi Musa menyeberangi Laut Merah setelah pulang dari Mesir, kaki kuda yang ditunggangi oleh Nabi Musa telah tenggelam dalam pasir di tengah lautan yang kering itu. Dengan segala usaha yang dilakukan oleh Nabi Musa, kuda yang ditungganginya tetap tidak mahu meneruskan perjalanan untuk menyeberangi Laut Merah.

Kerana itu Allah telah mengutuskan malaikat Jibrail dengan menunggang kuda betina. Melihat lawan sejenisnya kuda yang ditunngangi oleh Nabi Musa telah mengejar kuda yang ditunggangi oleh Malaikat Jibrail. Samiri yang ikut serta dalam rombongan tersebut telah mengambil segenggam pasir bekas tapak kaki kuda yang ditunggangi oleh Jibrail dan disimpannya untuk dijadikan azimat.

Apabila tiba masa yang sesuai iaitu semasa Nabi Musa bersunyi di Bukit Sina, Samiri membuat patung seekor lembu daripada emas murni. Setelah siap, patung itu diisinya dengan pasir yang di ambil dari bekas tapak kaki kuda Jibrail. Dalam waktu yang singkat sahaja patung lembu tersebut dapat mengeluarkan suara. Melihat keadaan tersebut, umat Nabi Musa datang berduyun-duyun kepada Samiri. Samiri memimpin mereka menyembah patung lembu yang menakjubkan itu.

Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala, lalu berusaha mencegah umatnya daripada terus syirik kepada Allah bahkan umatnya mengancam Nabi Harun untuk membunuhnya jika Nabi Harun terus melarang mereka meyembah patung lembu tersebut. Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa untuk melarang mereka daripada terus menyembah patung tersebut. Setelah kembali daripada Bukit Sina, Nabi Musa sangat marah kerana melihat umatnya telah murtad.

Nabi Harun telah di persalahkan dalam hal ini. Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikawal Nabi Musa telah menarik janggut Nabi Harun menyebabkan janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah bertukar menjadi putih manakala janggut yang tidak terkena tangan Nabi Musa kekal berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna iaitu putih dan hitam.

Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa sesungguhnya Iblis telah datang berjumpa dengan Nabi Musa a.s. dengan berkata: "Wahai Musa, engkau adalah seorang yang telah diutus oleh Allah s.w.t. dan Dia telah berkata-kata denganmu secara langsung." Kemudian Nabi Musa a.s. berkata: "Memang benar apa yang kamu kata, kamu ini siapa dan apa yang kamu mahu dariku?"

Lalu berkata Iblis: "Aku adalah Iblis! Wahai Musa aku mahu kamu tolong katakan kepada Tuhanmu bahawa seorang makhluk-Nya ingin minta taubat kepadaNya." Lalu Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah s.w.t. dan menyampaikan apa yang diucap oleh Iblis, kemudian Allah s.w.t. pun menurunkan wahyu yang bermaksud: "Wahai Musa, katakan padanya bahawa sesungguhnya Aku berkenan menerima permohonannya itu dengan syarat mestilah terlebih dahulu dia (Iblis) sujud di kubur Adam, kalau dia mahu sujud maka aku sedia mengampuni segala dosanya."

Setelah Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Allah s.w.t. maka Nabi Musa a.s. pun terus memberitahu Iblis tentang apa yang telah Allah perintahkan.

Sebaik sahaja selesai Nabi Musa a.s. memberitahu segala perintah Allah s.w.t. maka dengan sombong dan bongkak Iblis berkata: "Wahai Musa, aku tidak sujud pada Adam ketika ia hidup di syurga, bagaimana aku hendak sujud padanya sesudah dia mati." Begitulah sifat sombong Iblis yang tetap dengan kedegilannya, walaupun dia tahu bahawa api neraka itu akan memakannya tapi dia tetap tidak mahu beriman pada Allah s.w.t.

Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa sesungguhnya Allah s.w.t. mengeluarkan Iblis dari neraka setiap 1000 tahun sekali, dan mengeluarkan Adam a.s. dari syurga, serta memerintahkan Iblis supaya sujud kepada Adam a.s. Disebabkan sikap angkuhnya dia tetap enggan sujud, maka dikembalikan Iblis ke dalam neraka.....

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah s.w.t. mempunyai malaikat yang ditugaskan mencari majlis zikir. Sebaik saja mereka menjumpainya, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berzikir itu serta memanggil malaikat-malaikat yang lain. Mereka akan datang mengelilingi majlis zikir itu dengan sayap-sayapnya sehingga memenuhi ruang antara mereka dengan langit dunia.

Lalu mereka ditanya oleh RabbNya (Dia Maha Mengetahui), "Apa yang dikatakan oleh hamba-hamba-Ku?" Para malaikat menjawab, "Mereka menyucikan dan mengagungkan Engkau, memuji dan memuliakan Engkau."

Allah berfirman, "Apakah mereka melihat-Ku?" Para malaikat menjawab, "Tidak, demi Allah, mereka tidak melihat-Mu." Allah berfirman, "Bagaimana kalau mereka melihat Aku?" Para malaikat berkata, "Kalau mereka melihat-Mu, tentunya ibadah mereka akan bertambah, tambah menyucikan dan memuliakan Engkau."

Allah s.w.t. berfirman, "Apa yang mereka minta?" Para malaikat berkata, "Mereka memohon surga kepada-Mu." Allah berfirman, "Apakah mereka pernah melihatnya?" Para malaikat berkata, "Tidak, demi Allah, mereka tidak pernah melihatnya." Allah s.w.t. berfirman, "Bagaimana kalau mereka melihatnya?" Para malaikat berkata, "Kalau mereka melihatnya, niscaya mereka akan semakin berhasrat serta tamak dalam memohon dan memintanya."

Allah s.w.t. berfirman, "Pada apa mereka memohon perlindungan?" Para malaikat berkata, "Mereka memohon perlindungan dari neraka-Mu." Allah s.w.t. berfirman, "Apakah mereka pernah melihatnya?" Para malaikat berkata, "Kalau mereka melihatnya, niscaya mereka akan semakin berlari menjauhinya dan semakin takut." Allah s.w.t. berfirman, "Kalian Aku jadikan saksi bahawa Aku telah mengampuni mereka."

Salah seorang dari malaikat itu berkata, "Di dalam kelompok mereka terdapat si Fulan yang bukan bagian dari mereka. Ia datang ke sana hanya untuk suatu keperluan." Allah s.w.t. berfirman, "Anggota majlis itu tidak menyengsarakan orang yang duduk bergabung dalam majlis mereka."

Jumat, 11 Januari 2013


Dalam kegemparan terjadinya peperangan Yarmuk, salah seorang panglima Romawi yang bermana George memanggil Khalid bin Walid. Kedua orang panglima itu saling mendekat sampai kedua kepala kuda mereka saling bertemu. Kepada Khalid, George bertanya: "Wahai Khalid, aku meminta kamu berbicara dengan jujur dan jangan berdusta sedikitpun, kerana Tuhan Yang Maha Mulia tidak pernah berdusta, dan jangan pula kamu menipuku, karana sesungguhnya orang yang beriman itu tidak akan berdusta di sisi Allah."

"Tanyalah apa yang ingin engkau tanyakan," kata Khalid.
"Apakah Allah menurunkan kepada Nabi-Nya Muhammad SAW sebuah pedang dari langit kemudian diberikannya kepadamu sehingga jika kamu pakai pedang itu untuk berperang, pasti kamu akan menang?"
"Tidak!" Jawab Khalid.
"Apakah sebabnya kamu digelar dengan Saifullah (Pedang Allah)?" Tanya George.
Khalid menjawab: "Ketika Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW, seluruh kaumnya sangat memusuhinya termasuk juga aku, aku adalah orang yang paling membencinya. Setelah Allah SWT memberikan hidayah-Nya kepadaku, maka aku pun masuk Islam. Ketika aku masuk Islam Rasulullah SAW menerimaku dan memberi gelaran kepadaku "Saifullah" (pedang Allah)."

"Jadi tujuan kamu berperang ini untuk apa?" Tanya George. "Kami ingin mengajak kamu supaya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah dan kami juga ingin mengajak kamu untuk mempercayai bahwa segala apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW itu adalah benar." Jawab Khalid.
George bertanya: "Apakah hukumannya bila orang itu tidak mahu menerimanya?" Jawab Khalid: "Hukumannya adalah harus membayar jizyah, maka kami tidak akan memeranginya."

"Bagaimana kalau mereka tidak mahu membayar?" Tanya George.
"Kami akan mengumumkan perang kepadanya," kata Khalid bin Walid.
George bertanya: "Bagaimanakah kedudukannya jika orang masuk Islam pada hari ini?"
Khalid menjawab: "Di hadapan Allah SWT, kita akan sama semuanya, baik dia orang yang kuat, orang yang lemah, yang dahulu maupun yang kemudian masuk Islam."
"Apakah orang dahulu masuk Islam kedudukannya akan sama dengan orang yang baru masuk?" Tanya George.
Khalid menjawab: "Orang yang datang kemudian akan lebih tinggi kedudukannya dari orang yang terdahulu, sebab kami yang terlebih dahulu masuk Islam, menerima Islam itu ketika Rasulullah SAW masih hidup dan kami dapat menyaksikan turunnya wahyu kepada baginda. Sedangkan orang yang masuk Islam kemudian tidak menyaksikan apa yang telah kami saksikan. Oleh kerana itu siapa saja yang masuk Islam yang datang terakhir maka dia akan lebih mulia kedudukannya, sebab dia masuk Islam tanpa menyaksikan bukti-bukti yang lebih meyakinkannya terlebih dahulu."

George bertanya: "Apakah yang kamu katakan itu benar?" "Demi Allah, sesungguhnya apa yang aku katakan itu adalah benar,"jawab Khalid.
George berkata: "Kalau begitu aku akan percaya kepada apa yang kamu katakan itu, mulai saat ini aku bertaubat untuk tidak lagi memusuhi Islam dan aku menyatakan diri masuk ke dalam agama Islam, wahai Khalid tolonglah ajarkan aku tentang Islam."    

Lalu Khalid bin Walid membawa George ke dalam khemahnya, kemudian menuangkan air ke dalam timba untuk menyuruh George bersuci dan mengerjakan solat dua rakaat.    

Ketika Khalid bersama dengan George masuk ke dalam khemah, maka tentara Romawi mengadakan serangan besar-besaran terhadap pertahanan umat Islam.     Setelah selesai mengerjakan solat, maka Khalid bin Walid bersama dengan George dan kaum Muslimin lainnya meneruskan peperangan sampai matahari terbenam dan di saat itu kaum Muslimin mengerjakan solat Zohor dan Asar dengan isyarat saja.    

Dalam pertempuran itu, George yang telah bergabung dengan barisan kaum Muslimin itu terbunuh, dan dia hanya baru mengerjakan solat dua rakaat bersama dengan Khalid bin Walid. Walaupun demikian, ia telah menyatakan keIslamannya dan berjanji untuk tidak akan kembali lagi kepada agama lamanya. Semoga Allah menempatkan George ke dalam golongan orang-orang yang mati syahid. Amin.

Memang betul, Khalifah Umar bin Khaththab telah berubah ingatan. Banyak yangmelihatnya dengan mata kepala sendiri. Barangkali karena Umar di masamudanya sarat dengan dosa, seperti merampok, mabuk-mabukkan, malah sukamengamuk tanpa berperi kemanusiaan, sampai orang tidak bersalah banyak yangmenjadi korban. Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga iaditimpa penyakit jiwa.

Dulu Umar sering menangis sendirian sesudah selesai menunaikan salat. Dantiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Tidak ada orang lainyang membuatnya tertawa. Bukankah hal itu merupakan isyarat yang jelas bahwaUmar bin Kaththab sudah gila?

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab,merasa tersinggung dan sangat murung mendengar tuduhan itu. Apalagi, hampirsemua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting. Dan,sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.

Yang lebih mengejutkan rakyat, pada waktu melakukan salat Jum'at yang lalu,ketika sedang berada di mimbar untuk membacakan khotbahnya,sekonyong-konyong Umar berseru, "Hai sariah, hai tentaraku. Bukit itu, bukititu, bukit itu!"Jemaah pun geger. Sebab ucapan tersebut sama sekali tidak ada kaitannyadengan isi khotbah yang disampaikan. "Wah, khalifah kita benar-benar sudahgila," gumam rakyat Madinah yang menjadi makmum salat Jumat hari itu.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apasebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya,"Wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khotbahengkau seraya pandangan engkau menatap kejauhan?" Umar dengan tenangmenjelaskan, "Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkanSuriah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaumpengacau. Tatkala aku sedang berkhotbah, kulihat pasukan itu dikepung musuhdari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankandiri adalah sebuah bukit dibelakang mereka. Maka aku berseru: bukit itu,bukit itu, bukit itu!"

Setengah tidak percaya, Abdurrahman megerutkan kening. "Lalu, mengapa engkaudulu sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan salatfardhu?" tanya Abdurrahman pula. Umar menjawab, "Aku menangis kalau teringatkebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuankuhidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubikin patungdari tepung gandum, dan kusembah-sembah seperti Tuhan."

Abdurrahman lantas mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar. Ia belumbisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi. Ataukah hal itu justrulebih membuktikan ketidakwarasannya sehingga jawabannya pun kacau balau?Masak ia dapat melihat pasukannya yang terpisah amat jauh dari masjidtempatnya berkhotbah?

Akhirnya, bukti itupun datang tanpa dimintanya. Yaitu manakala sariah yangkirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binarmeskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas-bekas luka yangdiderita mereka. Mereka datang membawa kemenangan.

Komandan pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakatMadinah tentang dasyatnya peperangan yang dialami mereka. "Kami dikepungoleh tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat.Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai jurusan. Kami sudahluluh lantak. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat salatJumat yang seharusnya kami kejakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuahseruan gaib yang tajam dan tegas: "Bukit itu, bukit itu, bukit itu!" Tigakali seruan tersebut diulang-diulang sehingga kami tahu maksudnya.Serta-merta kami pun mundur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itusebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapiserangn tentara lawan dari satu arah, yakni dari depan. Itulah awal kejayaan

kami."

Abdurrahman mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Begitu pulamasyarakat yang tadinya menuduh Umar telah berubah ingatan. Abdurrahmankemudian berkata, "Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahiadat. Sebab ia dapat melihat sesuatu yang indera kita tidak mampu melacaknya"


Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa". Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang lalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina". Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu memberitahukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).  (Al-A'Raaf: 63-68)

Kisah ini menceritakan tentang sebuah desa orang-orang Yahudi yang terletak di pesisir lautan, yaitu sebuah desa pesisir di antara desa-desa yang mereka diami. Orang-orang Yahudi setempat telah diperintahkan Allah untuk tidak berburu dan menangkap ikan pada hari Sabtu dan mereka dibolehkan untuk menangkap pada hari-hari lain dalam sepekan.

Allah telah menguji mereka dengan kewajiban ini, di mana ikan-ikan itu menjauhi mereka dan jarang ditemui pada hari-hari dibolehkannya menangkap ikan, sementara pada hari Sabtu ikan-ikan itu justru banyak mendatangi mereka dengan terapung-apung di sekitar mereka.

Setan pun membisiki hati sekelompok orang dari penduduk desa dan membujuk mereka untuk menangkap ikan. Akan tetapi, bagaimana caranya mereka dapat mengelak dari perintah Allah tersebut? Setan menunjukkan alibi, cara tipu daya, serta membimbing mereka kiat agar dapat menangkap ikan pada hari Sabtu.

Penduduk desa itu terbagi menjadi dua kelompok dalam menghadapi kelompok yang melanggar batas tersebut. Kelompok pertama adalah orang-orang saleh dari para dai yang menjalankan kewajiban mereka dalam dakwah dan memprotes orang-orang yang mengakali perintah-perintah Allah dengan berbagai alibi, pelanggaran, dan perburuan mereka pada hari Sabtu.

Kelompok kedua adalah orang-orang yang berdiam diri, yang diam melihat pelanggaran orang-orang yang melampaui batas, dan mereka justru melontarkan celaan dan penentangan terhadap orang-orang saleh yang berdakwah, dengan alasan bahwa tidak ada manfaatnya menasihati dan memperingatkan sekelompok orang yang memang sudah sepantasnya binasa dan akan mendapat azab.

Orang-orang saleh itu menjelaskan kepada orang-orang yang mencela mereka dan mendiamkan kemungkaran itu bahwa mereka memprotes kemungkaran itu dengan tujuan melepaskan tanggung jawab di hadapan Allah dan demi menunaikan kewajiban serta agar mereka mau bertakwa.

Ketika azab Allah menimpa orang-orang yang melampaui batas itu, maka Allah mengubah wujud mereka menjadi monyet-monyet hina. Perubahan bentuk wujud itu memang terjadi sesungguhnya. Tidak lama setelah berubah wujud menjadi monyet yang tidak mempunyai keturunan, mereka akhirnya mati.

Allah menyelamatkan orang-orang saleh para dai itu. Sementara itu, Al-Quran tidak menjelaskan nasib orang-orang yang diam, barangkali karena mereka tidak berarti dan hina di mata Allah. Karena mereka tidak disebutkan bersama orang-orang yang selamat maka tampaknya mereka termasuk orang-orang yang binasa dan terkutuk.

Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Musa kepadanya seperti diutusnya Musa kepada Fir'aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.

Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas sedala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"

Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh…."

Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.

Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."

PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN

Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir'aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.

"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut: 39-40)

Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)

Dalam sebuah hadis menceritakan, pada zaman dahulu ada seorang lelaki wukuf di Arafah. Dia berhenti di lapangan luas itu. Pada waktu itu orang sedang melakukan ibadat haji. Wukuf di Arafah adalah rukun haji yang sangat penting. Bahkan wukuf di Arafah itu disebut sebagai haji yang sebenarnya kerana apabila seorang itu berwukuf di padang Arafah dianggap hajinya telah sempurna walaupun yang lainnya tidak sempat dilakukan.
Sabda Rasulullah mengatakan :

· "Alhajju Arafat" (Haji itu wukuf di Arafah)

Rupanya lelaki itu tadi masih belum mengenali Islam dengan lebih mendalam. Masih dalam istilah 'muallaf'. Semasa dia berada di situ, dia telah mengambil tujuh biji batu lalu berkata pada batu itu :

· "Hai batu-batu, saksikanlah olehmu bahwa aku bersumpah bahwa tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah."

Setelah dia berkata begitu dia pun tertidur di situ. Dia meletakkan ketujuh-tujuh batu itu di bawah kepalanya. Tidak lama kemudian dia bermimpi seolah-olah telah datang kiamat. Dalam mimpi itu jyga dia telah diperiksa segala dosa-dosa dan pahalanya oleh Tuhan. Setelah selesai pemeriksaan itu ternyata dia harus masuk ke dalam neraka. Maka dia pun pergi ke neraka dan hendak memasuki salah satu daripada pintu-pintunya.
Tiba-tiba seketika batu kecil yang dikumpulnya tadi datang dekat pintu neraka tersebut. Tetapi mereka tidak sanggup rupanya. Malaikat azab telah berada di situ. Semua malaikat itu menolaknya masuk ke pintu neraka tersebut. Tapi sanggup rupanya. Kemudian dia pun pergi ke pintu lain. Para malaikat itu tetap berusaha hendak memasukkannya ke dalam neraka tapi tidak berjaya kerana batu mengikut ke mana saja dia pergi.

Akhirnya habislah ketujuh pintu neraka didatanginya. Para malaikat yang bertindak akan menyiksa orang-orang yang masuk neraka berusaha sekuat tenaga untuk menolak lelaki itu dalam neraka tetapi tidak berjaya. Sampai di pintu neraka nombor tujuh, neraka itu tidak mahu menerimanya kerana ada batu yang mengikutinya. Ketujuh-tujuh batu itu seolah-olah membentengi lelaki itu daripada memasuki neraka. Kemudian dia naik ke Arasy di langit yang ketujuh. Di situlah Allah berfirman yang bermaksud :

· "Wahai hambaku, aku telah menyaksikan batu-batu yang engkau kumpulkan di padang Arafah. Aku tidak akan menyia-nyiakan hakmu. Bagaimana aku akan menyia-nyiakan hakmu sedangkan aku telah menyaksikan bunyi 'syahadat' yang engkau ucapkan itu. Sekarang masuklah engkau ke dalam syurga."

Sebaik saja dia menghampiri pintu syurga itu, tiba-tiba pintu syurga itupun terbuka lebar. Rupanya kunci syurga itu adalah kalimat syahadat yang diucapkannya dahulu. BATU-BATU YANG ANEH

Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud : "Wahai akal mengadaplah engkau." Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik.
Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."
Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud : "Wahai nafsu, mengadaplah kamu!". Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku."
Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahwa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa.
Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahwa nafsu itu adalah sangat jahat oleh itu hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.

iran
MENTERI Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi dilaporkan telah menyatakan bahwa isu permusuhan antara  Syi’ah dan Sunni adalah upaya dari musuh-musuh Islam.
Dalam pertemuan dengan Sheikh Agung Al-Azhar, Ahmed Al-Tayeb di Kairo pada hari Kamis (10/1), Salehi menyerukan umat Islam untuk menghindari konflik dan lebih menjunjung kesamaan sebagai gantinya.
“Musuh telah membuat upaya-upaya besar selama beberapa tahun terakhir, menyebabkan keretakan di kalangan umat Islam,” tambahnya.
Salehi mengundang Sheikh Al-Azhar datang ke Iran untuk mengadakan pembicaraan dengan pemuka ajaran Syi’ah Iran. Salehi meminta agar Syi’ah dan Sunni bisa hidup berdampingan secara damai di Iran.
Al-Tayeb menegaskan agar umat Islam mampu membina persatuan, dan mencegah agar musuh Islam tidak mampu mencapai tujuan mereka, yaitu menciptakan konflik di dunia Muslim. [sm/islampos/pt]

senjata perang
EKSPOR senjata Israel dilaporkan telah naik sebesar 20 persen menjadi  7 miliar USD pada tahun 2012. Hal ini disampaikan oleh kementerian pertahanan Israel dan dikutip oleh surat kabar Haaretz, pada  hari Kamis (10/1).
Kenaikan terus terjadi meskipun krisis ekonomi global, yang mengakibatkan banyak negara mengurangi pembelian senjata.
Kementerian pertahanan tidak mengonfirmasi laporan tentang nilai ekspor senjata Israel yang mencapai 7,2 milyar USD dari tahun 2010.
Menurut laporan, kenaikan nilai ekspor ini terjadi karena kesepakatan senjata utama dengan Italia, yang akan membeli jet tempur buatan Israel ke Italia, kata surat kabar itu. Sebagai imbalannya, Roma setuju untuk membayar satu miliar USD untuk pembelian senjata dari industri pertahanan Israel.
Selama 2013, Israel berharap bisa meningkatkan penjualan senjata perangnya ke Azerbaijan, Brasil, Polandia, dan Vietnam. Target Israel yaitu meningkatkan ekspor senjata menjadi 10 miliar USD per tahun. [sm/islampos/ahram]

anime komik

ONE PIECE

anime video

STATISTIK MINGGU INI

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Cari Blog Ini

members

About

Popular Posts